Tergopoh – gopoh seorang perempuan
berlari menuju kelas barunya , jam 07.10 !Artinya sudah 10 menit dia terlambat.
Saat tiba di pintu kelasnya suasana
sepi, tenang, dan tentram membuat perasaan perempuan ini tak karuan. Nafasnya
masih tersengal – sengal, sambil menenangkan diri, ia membuka dahan pintu itu
perlahan berharap tidak dimarahi oleh guru di hari pertamanya di sekolah ini.
Pintu terbuka lebar, sontak pandangan seluruh kelas menuju ke arah perempuan
itu. Perempuan itu sedikit bernafas lega, karena di dalam kelas belum ada guru
yang datang. Ia menyapukan pandangannya ke seisi kelas, mencoba mencari bangku
kosong. Di sana ! hanya tersisa satu bangku kosong di deretan tempat duduk
lelaki dan tentunya di sebelah lelaki. Perempuan itu segera menempati tempat
itu lalu mengatur nafasnya karena semenit kemudian guru memasuki kelas dan
memulai pelajaran.
Saat istirahat, Anna menghampiri
perempuan yang sekarang sedang menyandarkan kepalanya di meja itu, sepertinya
ia masih kelelahan.
“Alma, kok tadi telat sih ? Ma,
maaf ya gak bisa sebangku sama aku. Soalnya tadi aku juga tidak tahu kalau ada
orang yang menempati bangkumu. Maaf ya, Ma. Gak marah kan ?” Anna turut
menyandarkan kepala di meja sebelah Alma.
“Iya, An. Gak marah kok, tenang aja
lah”
“Ma, cowok yang duduk di sebelahmu
namanya siapa ? keren juga lho, Ma.”
“Gak tau.”
“Kamu gak kenalan, Ma ? Ya ampun
Alma kok bisa sih gak kenalan ? Diem – dieman dong kalian ? Gimana sih, Ma
cowok keren gitu dianggurin. “
“Anna, kamu itu bawel banget sih.
Ribut banget, yang kenalan kan aku kenapa kamu yang malah ngomel gini sih.”
Beberapa hari setelah itu,
pelajaran Bahasa Inggris sedang berlangsung di kelas Alma. Saat itu, guru ingin
mengacak tempat duduk siswanya agar suasana kelas bisa lebih kondusif. Dengan
menempatkan perempuan bersebelahan dengan laki – laki. Alma kini sebangku
dengan laki – laki itu lagi, sepanjang pelajaran berlangsung, tak ada sepatah
kata pun yang diucapkan oleh Alma dan
Angga. Ya, namanya Dewangga biasa dipanggil Angga. Alma mengetahui namanya dari
Anna yang sepertinya terhipnotis dengan laki – laki ini. Angga memang cukup
keren, tidak banyak bicara, dan lebih terlihat dingin di mata Alma, tapi dia
cukup menarik. Tanpa disadari, Alma justru memandangi laki – laki ini terus –
menerus.
“Kenapa mandangin terus ?”
Pertanyaan itu menyadarkan kembali pikiran Alma, ternya Angga menyadari Alma
sedari tadi memandanginya.
“Ha, eh gak kenapa – kenapa kok .”
jawab Alma gelagapan.
“Ngomong – ngomong kita belum
kenalan, aku Angga.”
“Aku Alma.” Mereka berdua pun
berjabat tangan satu sama lain. Setelah hari itu, Alma dan Angga menjadi cukup
dekat. Tidak terlalu dekat memang, sebatas teman biasa. Sms, ngobrol, chatting
sering mereka lakukan selayaknya teman biasa. Tapi yang jelas kehadiran Angga
bisa membuat Alma untuk sejenak melupakan laki – laki yang ia kagumi bahkan
hingga sekarang. Laki – laki yang menurut Alma mungkin akan sulit ia gapai.
Kedekatannya dengan Angga, membuat Alma bercerita tentang Angga kepada Arya. Arya merupakan sahabat Alma sejak
kecil, Alma sering bercerita apapun dengan Arya.
“Ya, Angga baik deh. Kemarin dia
bantuin aku lho ngerjain PR, dia juga sering merhatiin aku, ngingetin makan,
gitu lah pokoknya.” Cerita Alma sambil tersenyum.
“Kayaknya Angga baik banget ya sama
kamu. Perhatian lagi, apa mungkin dia suka sama kamu ?”
“’Arya, masa sih dia suka sama aku
? emm kayaknya enggak deh, Ya.”
“Kenapa gak mungkin, Ma ? Kamu
baik, juga cantik, siapa sih yang gak suka. Lagian kamu banggain dia banget
kayaknya, kamu juga suka ya sama dia ?” Tanya Arya dengan tatapan sendu.
“Arya apaan sih. Siapa juga yang
banggain dia ? biasa aja kok.” Jawab Alma dengan sedikit tersipu.
“Tapi bukannya aku juga sering
merhatiin kamu ya ,Ma. Tapi apa pernah kamu banggain aku di depan temen kamu
seperti kamu banggain Angga di depanku ?”
“Kamu kok jadi gini sih ? Kamu
kenapa ?” Tanya Alma heran dengan sikap sahabatnya ini.
“Kalo aku bilang cemburu gimana ?
aku cemburu karena kamu deket sama Angga karena aku suka sama kamu Alma.”
“Kamu bicara apasih, Arya kamu itu
sahabat aku dan sampai kapanpun aku mau kamu jadi sahabatku, Ya. Oke . kita
sahabat, gak lebih.” Jawab Alma serius.
“Hahaha iya Alma, aku Cuma bercanda
kok. Gak perlu serius gitu kali.” Arya tersenyum sekarang, hampir tertawa tapi
hanya senyum palsu.
Percakapannya dengan Arya tadi
cukup membuat Alma menjadi kepikiran. Dia mengenal Arya sudah sangat lama, dia
tahu saat Arya berkata jujur dan tidak. Dari sorot matanya tadi, ada satu hal
yang disadari Alma. Arya mungkin memang benar – benar suka dengannya. Alma tidak
menyangka akan seperti ini, dia menyayangi Arya tapi hanya sebatas sahabat.
Tidak lebih dari itu. Dia tidak ingin kehilangan sosok sahabat seperti Arya.
Itulah sebabnya Alma tidak pernah membiarkan perasaannya menjadi lebih kepada
Arya, di samping masih ada seseorang yang ia kagumi. Tapi ia sudah menceritakan
banyak hal tentang Angga kepada Arya, jika memang Arya benar- benar menyukainya
tentu hal itu sudah melukai Arya. Pikiran seperti ini justru membuat Alma
pusing.
Keesokan harinya, Alma mendapat kabar
mengejutkan dari Anna.
“Ma, kata anak – anak Angga suka
lho sama kamu.”
“Hah ? Apasih An, sudahlah gak usah
buat gossip pagi – pagi gini.”
“Siapa yang gossip sih, beneran
kok.”
Sepertinya perkataan Anna tadi
memang bukan gossip semata, teman – temannya sekelas mulai mengejeknya dengan
Angga. Mendapat perlakuan seperti itupun membuat sikap Angga berubah. Dia
menjadi lebih canggung, tidak seperti biasanya. Itu jelas – jelas menjadi
petunjuk bahwa gossip yang beredar itu adalah sebuah FAKTA. Semua hal ini benar
– benar membuat Alma pusing, ia tidak menyangka akan seperti ini jadinya.
Hubungannya dengan Angga pun perlahan – lahan merenggang hingga menyapa saja
jarang mereka lakukan. Mereka menjadi pemalu saat saling bertemu. Entah kenapa
bisa seperti ini. Alma ingin menceritakan hal ini pada Arya tapi ia takut
justru akan menyakiti perasaan Arya. Tapi Alma benar- benar membutuhkan Arya
untuk bercerita, akhirnya Alma menceritakan semuanya. Kelihatannya pun Arya
baik – baik saja, dia memberi nasihat seperti biasanya. Tidak ada hal yang aneh
pada Arya, membuat Alma menjadi lega.
Hari terus berjalan, Alma dan Angga justru
semakin menjauh. Bukan karena apa – apa. Tapi Alma sedikit risih dengan ejekan
teman – temannya, Alma yang memang pemalu jadi memilih menghindar saat bertemu
Angga agar teman –temannya tidak terlalu menghebohkan mereka. Arya pun justru
jadi sulit sekali dihubungi, bahkan 2 bulan terakhir ini Arya sama sekali tidak
bisa dihubungi. Alma sedang bingung ingin melakukan apa, iseng – iseng dia
membuka e-mail yang sudah lama sekali tidak pernah ia buka. Ada 273 pesan baru
yang belum ia baca, kebanyakan pesan itu berasal dari akun facebook dan twitter
miliknya. Tapi ada satu hal yang menarik perhatian Alma saat itu. Email dari
Arya 2 hari yang lalu. Alma segera membuka e-mail itu, ia tidak sabar ingin
tahu apa yang terjadi pada sahabatnya itu.
Hai
Alma, apa kabar ? Sudah makan ? jangan telat ya, nanti kamu sakit. Jangan tidur
terlalu malam juga, gak baik untuk kesehatan dan juga nilai pelajaran kamu di
sekolah hehehe. Maaf ya kalau kamu gak bisa hubungi aku akhir – akhir ini.
Kalau boleh jujur sih, emang sengaja aku menghindar dari kamu. Bagimana kabar
kamu sama Angga ? masih saling gak nyapa ? Kok kalian jadi orang saling gak
kenal gitu sih. Jangan seperti ini terus, aku rasa Angga cocok untukmu. Aku
rasa juga pasti ada rasa di hati kamu buat Angga, iyakan ? Jujur aja, Ma aku
cemburu akan kedekatan kamu dengan Angga. Aku benar – benar suka sama kamu, Ma.
Bukan hanya suka, aku sangat sayang sama kamu lebih dari sekedar sahabat. Tapi
setiap kali kamu mengatakan kita haya sahabat tidak lebih, membuat semua
harapanku pupus. Aku mengenal kamu jauh lebih lama dari kamu kenal dengan Angga.
Aku juga perhatian dengan kamu seperti Angga. Tapi apa kamu pernah melihatku ?
Apa kamu pernah menyadari rasa sayangku ini ? Setiap kali kamu membanggakan
begitu perhatiaannya Angga ke kamu, aku sakit Ma. Tapi kamu senang menceritakan
tentang Angga ke aku, makanya aku berusaha tenang. Buatku yang penting kamu
masih mau selalu berbagi sama aku, masih mau dekat denganku cukup membuatku
senang. Tapi hati ini memiliki batas emosi, hati ini menginginkan lebih. Kamu
tidak pernah mau menangkap hati ini, bahkan membuka tanganmu untukku saja tidak
kamu lakukan Alma. Kesabaran hati ini menunggu sudah hilang Ma, aku tidak bisa
selalu menunggu sedangkan kamu selalu meceritakan orang lain dihadapanku,
membanggakannya seolah aku hanyalah patung yang mendengar semua ceritamu tanpa
merasakan apapun. Mungkin aku hanya sahabat untukmu, tapi kamu lebih dari
itu. Maaf mungkin aku yang salah, jadi
lebih baik aku menghindar untuk sementara waktu dari kamu. Tapi aku gak akan pergi lama kok, tenang
saja, saat aku mulai bisa mengendalikan perasaanku ini nanti, aku pasti akan
kembali. Jaga diri baik – baik ya. Take care =).
Tak terasa sebutir air mata yang
sedari tadi tertahan di pelupuk mata Alma kini mengalir begitu saja. Alma tidak
menyangka akan kebodohannya sendiri, seharusnya ia menyadari perasaan Arya.
Seharusnya ia bisa menjaga perasaan sahabatnya dengan lebih baik. Tidak seperti
ini, sahabatnya menghindar darinya, ia juga saling menghindar dengan Angga.
Semua hal ini membuatnya pusing, ia menjatuhkan dirinya di atas ranjang yang
langsung memeluk seluruh tubuh Alma. Memejamkan mata dan membiarkannya terlelap
dengan harap ini semua hanya bunga tidur yang singgah sejenak mengiringi malam
sepi Alma.
Tapi saat terbangun di keesokan
paginya, Alma menyadari ini bukan mimpi. Ini benar – benar hidupnya yang harus
ia jalani. Sekarang Alma lebih sering terlihat lesu daripada ceria seperti
biasanya. Hubungannya dengan Angga memang lebih membaik akhir – akhir ini,
walau mereka masih enggan untuk saling menyapa. Tapi terkadang mereka berkomunikasi
melalui chatting atau sms, tanpa diketahui banyak teman mereka tentunya.
Keadaan Arya yang belum diketahui oleh Alma, Arya sampai sekarang tidak memberi
kabar sama sekali. Kabar terakhir yang Alma dengar dari temannya, Arya sedang
berusaha meluruhkan semua perasaannya, ia sedang berusaha mencintai perempuan
lain. Sedikit lega dan bahagia menyelimuti hati Alma, tapi tetap ada sedih
tersirat di sana karena Arya masih enggan memberi kabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar